BANGKALAN, CNI – Ketua Umum Pusat Analisa Kajian Informasi Strategis (PAKIS) Kabupaten Bangkalan, Abdurahman Tohir mendesak eksekutif segera membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) permanen. Hal tersebut seiring belum jelasnya pembangunan TPA permanen yang membuat persoalan sampah di Bangkalan belum tuntas.
Abdurahman Tohir mengatakan, tidak adanya TPA membuat persoalan sampah di Bangkalan terus berlarut. Ia mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangkalan agar tahun 2025 TPA terpusat dengan melokalisir secara permanen pada titik yang tidak berdampak langsung pada sosial masyarakat bisa segera di bangun, karena persoalan sampah sangat krusial bagi masyarakat.
“Jadi bukan lagi target tapi harus segera dilaksanakan. Supaya persoalan tidak terus berlarut. Kami berharap tahun ini sudah ada progres. Harus diakui bahwa saat ini masih banyak masalah sampah yang belum mampu diselesaikan dengan baik oleh Pemkab. Tingginya tumpukan sampah di beberapa tempat yang dibuang bukan pada tempatnya, menjadi bukti nyata Pemkab Bangkalan dinilai abai terhadap masalah ini,” tegasnya. Senin (12/5/2025).
Melihat realitas itu, Abdurahman sangat khawatir atas dampak negatif dari penumpukan sampah tersebut terhadap kesehatan masyarakat. Karena jika tidak dikelola dengan baik, akan menjadi sumber penyakit dan mengurangi kenyamanan masyarakat Bangkalan.
“Persoalan sampah ini sudah bertahun-tahun di Bangkalan masih belum ada solusi. Fakta di lapanganpun menunjukkan tidak adanya keseriusan dalam membereskan darurat sampah,” paparnya.
Selain itu, rencana pemerintah daerah agar sampah bisa dikelola di tingkat desa atau kelurahan dinilai sulit terwujud jika tidak ada sinergi nyata antara pemerintah daerah dan pemerintah desa. Seperti Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Bangkalan plaza itu tidak bisa menyelesaikan persoalan sampah di Bangkalan, justru mendatangkan masalah baru bagi warga.
“Sampah ini bisa menjadi bom waktu. Tidak lama lagi, kita akan kembali melihat sampah berserakan di jalanan karena tidak adanya TPA dan penanganan yang serius dari Pemkab Bangkalan. Apalagi TPST di Bangkalan Plaza itu banyak menua ktitik karena bau busuk sampah yang terlalu dekat dengan tempat keramaian,” papar Rahman.
Abdurahman Tohir juga menyarankan Bupati Bangkalan untuk menggali akar permasalahan, melakukan monitoring serta evaluasi yang rutin dan masif.
Ia menekankan bahwa pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan solusi teknis berupa pengangkutan dan pembuangan sampah ke TPST dan TPS3R, tetapi juga perlu berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah konkret yang lebih berpihak pada kelestarian lingkungan hidup.
“Perihal sampah Pemkab masih belum serius. Penyediaan anggaranpun belum memadai. Seharusnya Pemkab merelokasi tempat sampah yang kemudian tidak berdampak secara sosial di masyarakat. Kemudian sarana dan fasilitas pengolahan sampah harus memadai,” jelasnya.
Terakhir Abdurahman sangat menyarankan agar pengelolaan sampah antara DLH dan Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM yang mengelola sampah pasar bisa saling terintegrasi dan satu manajemen. Ini karena keduanya memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah, mulai dari mengurangi timbulnya sampah, mengelola sampah, hingga memanfaatkannya.
“Sampah umum dan sampah pasar itu harus dikelola jadi satu manajemen. Perihal sampah harus diurus satu dinas agar tidak terjadi dualisme manajerial. Karena persoalan sampah di Bangkalan ini sudah kronis jadi perlu fokus pada satu dinas agar cepat teratasi dan menemukan solusi yang terbaik,” tutupnya.