BANGKALAN, CNI – Suasana penuh khidmat dan kebahagiaan mewarnai acara Milad ke-47 dan Haflah Ikhtibar ke-37 Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Raudlatul Ulum, Keleyan Barat, Kecamatan Socah, Bangkalan, Madura. Selasa (18/02/2025) malam.
Acara ini menjadi momen istimewa bagi santri dan santriwati serta para wisudawan, yang telah menyelesaikan pendidikan mereka di MDT Raudlatul Ulum. Tema kali ini yakni ‘Tantangan guru madin mendidik murid di era digital’.
Milad dan Haflah Ikhtibar ini juga dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari orang tua santri, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pengasuh Raudlatul Ulum KH. Zainuddin Hosen, serta para jamaah yang hadir untuk memberikan doa restu kepada para wisudawan. Acara pun semakin istimewa dengan adanya tausiyah.
Mahrus Aly ZH selaku ketua yayasan Annur Husaini Keleyan, yang menaungi MDT Raudlatul Ulum meminta guru madrasah diniyah (Madin) untuk meningkatkan kompetensi digital agar tidak ketinggalan dengan anak didiknya.
“Kepala madrasah, guru, dan pengawas madrasah agar terus meningkatkan kompetensi digital di era digital yang terus berkembang. Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang dimiliki, tetapi teruslah meng-upgrade diri agar tidak ketinggalan dengan kemampuan siswanya,” tegas ungkap Mahrus Ali.
Mahrus mengingatkan bahwa siswa masa kini sangat kritis. Jika mereka bertanya, bukan berarti karena mereka tidak tahu. Kadang, pertanyaan disampaikan untuk menguji kemampuan gurunya.
“Guru harus sadar di era teknologi seperti ini. Jika ada anak didik bertanya kepada guru, bukan berarti anak itu tidak tahu, tetapi bisa jadi menguji kemampuan gurunya. Sejauh mana gurunya memiliki kualitas. Kalau kita menjawab tanpa ilmu, bisa celaka kan? Karena anak didik kita yang nota bene generasi Z sangat akrab dengan dunia digital,” ujarnya.
Dirinya memberi arahan jangan pernah berhenti untuk terus berproses menjadi guru pembelajar. Jangan berhenti untuk terus belajar. Jika guru berhenti untuk berproses maju, maka pendidikan madrasah terus ketinggalan tetapi tidak meninggalkan ciri khas pendidikan madrasah.
“Kepada guru madrasah, tolong jaga kekhasan madrasah dengan baik. Jangan jadikan madrasah seperti sekolah. Biarkan sekolah berkembang sesuai wataknya. Tetapi madrasah harus menjaga keunikan sebagai tempat penggemblengan SDM yang berilmu secara integratif, memiliki skill yang unik, dan berakhlak mulia seperti spirit berdirinya madrasah yang tumbuh dari nilai-nilai kemasjidan dan pondok pesantren”, pesannya.
Sementara itu, kepala MDT Raudlatul Ulum, Moh Mohlis hanya berpesan kepada masyarakat dan orang tua para siswa didik di Bangkalan, khusunya di Socah agar mengajarkan ilmu agama sejak dini kepada anak-anaknya dan senantiasa memantau pergaulan anak-anaknya, dan penggunaan gadget, agar mereka terhindar dari dampak negatif media sosial.
“Anak-anak harus kita jaga, karena mereka adalah tabungan kita, masa depan kita, dan kebanggaan kita,” tegasnya.
Lebih lanjut Mohlis juga mendoakan anak- anak yang diwisuda, semoga ilmunya bermanfaat untuk keluarga, bangsa dan negara.
Mohlis juga menitipkan pesan penting kepada masyarakat yang hadir, bahwa sebanyak apapun uang yang kita punya tidak akan bisa dikirimkan ke alam kubur, namun yang bisa dikirimkan adalah doa anak sholeh dan sholekha, oleh karena sangat penting mengajarkan ilmu agama kepada anak- anak kita.
“Mau jadi apapun mereka, ga masalah yang penting mereka punya ilmu agama dan berakhlakul karimah, InsyaAllah kalau dasar agamanya baik maka mereka akan selalu mengingat ilmu yang telah diberikan sebagai penuntun mereka,” tutupnya. (Syaif).