Meminta Maaf dan Keutamaannya Menurut Islam

Bangkalan, CNI (CendanaNewsIndonesia.com) – Meminta maaf merupakan tindakan mulia dalam Islam. Selain memaafkan, meminta maaf juga membutuhkan keberanian yang luar biasa. Sebab, setiap orang pasti melakukan kesalahan dan saling memaafkan akan menjadi kunci dari ketentraman hati. Bahkan, hal tersebut bisa menjadi sebuah terapi.

Sikap memaafkan dan meminta maaf dapat dijadikan sebagai terapi kejiwaan. Karena dengan meminta maaf dan memafkan dapat membuat hati menjadi lebih ringan, tenang, dan tenteram.

Hadis-hadis yang mencakup pentingnya meminta maaf mengajarkan kita nilai-nilai kemurahan hati, kesadaran akan kesalahan, serta upaya untuk memperbaiki diri.

Terdapat beberapa hadis tentang meminta maaf serta keutamaan saling memafkan dalam Islam.

Diantaranya:

  1. Hadis tentang Meminta Maaf dan Kezaliman

رُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَتَاهُ أَخُوْهُ مُتَنَصِّلاً فَلْيَقْبَل ذَلِكَ مِنْهُ مُحِقّاً كَانَ أَوْ مُبْطِلاً، فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ لَمْ يَرِدْ عَلَيَّ الْحَوْضَ

Artinya: “Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: ‘Barang siapa pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi (hari kiamat). (Kelak) jika dia memiliki amal saleh, akan diambil darinya seukuran kezalimannya.

Dan jika dia tidak mempunyai kebaikan (lagi), akan diambil dari keburukan saudara (yang dizalimi) kemudian dibebankan kepadanya,” (HR. Bukhari).

Satu hal positif yang semestinya dilakukan untuk menghapus perbuatan salah adalah meminta maaf. Ini akan berguna untuk meredam amarah yang ada dalam diri seorang yang dizalimi.

Penyesalan atas kata-kata atau perbuatan di masa lalu, serta janji untuk tidak mengulangi perbuatan salah berfungsi untuk meredam amarah yang bergejolak dalam diri seseorang yang disakiti.

  1. Hadis tentang Meminta Maaf dan Memaafkan sebagai Hal yang Mulia

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ

Artinya: “Sedekah itu tidak mengurangi harta dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).”

  1. Hadis tentang Meminta Maaf dan Pentingnya Berbaikan

Di dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW mengatakan hadis tentang meminta maaf dengan pesan pentingnya berbaikan:

“Tidaklah Allah memberi tambahan kepada seseorang hamba yang suka memberi maaf melainkan kemuliaan,” (HR. Muslim).

Dan hadis tentang meminta maaf lainnya yang masih memiliki keterkaitan dengan hal ini adalah:

“Tidak halal bagi seorang mukmin untuk tak bersapaan dengan saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari,” (HR. Muslim).

Memaafkan sama sekali bukan merupakan perkara yang kecil. Dibutuhkan sebuah hati yang lapang dan pikiran yang jernih untuk bisa memaafkan seseorang.

Begitupun meminta maaf dan mengakui kesalahan itu adalah perbuatan yang butuh keberanian besar. Maka, sungguh perbuatan maaf dan memaafkan sangat dimuliakan oleh Islam. Sebab, tidak diperkenankan bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya selama lebih dari 3 hari.

Kemudian yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebih dahulu memberi salam.

Artinya telah timbul sebuah kelegaan hati dari salah satu di antara mereka yang memiliki potensi mencairkan suasana dan yang lebih indah adalah saat hal tersebut diakhiri dengan saling maaf memaafkan.

  1. Hadis tentang Memaafkan agar Mendapatkan Pengampunan Allah SWT

Hadis tentang meminta maaf selanjutnya adalah hadis menyiratkan pesan tentang pentingnya memaafkan orang lain agar kita juga dapat mendapatkan pengampunan dari Allah SWT.

Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa jika kita memaafkan orang lain, maka Allah akan memaafkan dosa-dosa kita.

اسمحوا يسمح لك

Artinya: “Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan oleh Allah (HR AT Thabrani).

  1. Hadis tentang Menjadi Pemaaf

Hadis tentang meminta maaf selanjutnya menjelaskan tentang pentingnya menjadi seorang yang mudah memaafkan.

Menjadi seorang pemaaf adalah salah satu sifat mulia yang sangat dianjurkan dalam ajaran agama dan kehidupan sehari-hari.

Rasulullah SAW sendiri memberikan teladan dalam kebaikan hati dan kemurahan dalam memaafkan.

Hadis tentang meminta maaf yang diriwayatkan dalam HR. Bukhari dan Ad Dailami menyatakan, “Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada.”

Dengan kata lain, pemaafan adalah salah satu bentuk nyata dari iman yang mendalam.

Ketika kita mampu memaafkan, kita bukan hanya melepaskan beban perasaan negatif, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan hati yang bersih dan damai.

Sejalan dengan itu, hadis lain mengingatkan kita bahwa “Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya” (HR. Al Anshar).

Dengan kata lain, kemurahan hati kita dalam memaafkan adalah salah satu sifat yang sangat dihargai dalam agama dan kehidupan sosial.

Setelah memahami beragam hadis tentang meminta maaf, semuanya berkaitan dengan keutamaan tindakan saling memaafkan.

Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

Artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh,” (QS. Al-A’raf: 199).

Memaafkan adalah salah satu di antara akhlak Islam yang paling utama.

Tapi, tak sebanyak itu orang berbicara tentang keutamaan meminta maaf.

Padahal, meminta maaf juga merupakan akhlak yang amat mulia yang harus dimiliki oleh umat Islam. Beberapa keutamaan meminta maaf yakni:

  1. Memperbaiki Silaturahmi

Selaturahmi akan meningkatkan rasa kedamaian dari pihak-pihak yang pernah berseteru atau pernah mengalami kekeliruan karena suatu hal.

Berdamai dengan diri sendiri juga menjadi keutamaan setelah seseorang telah berusaha untuk meminta maaf terlebih dahulu atas kesalahan yang pernah diperbuat.

Hadis dari Abu Hurairah RA yang telah disebutkan di atas menunjukkan betapa pentingnya meminta maaf.

Bahkan, terdapat kerugian yang luar biasa bagi orang yang terlambat meminta maaf.

Misalnya dengan terhapusnya amal-amal baik yang pernah dilakukan atau ditambahkannya amal-amal buruk orang yang pernah dizalimi kepada tumpukan amal buruknya.

  1. Tidak Masuk Surga Orang yang Memutus Silaturahmi

Rasa enggan untuk meminta maaf atau memaafkan dapat memutus silaturahmi.

Alquran mengancam dengan keras tindakan memutuskan silaturahmi ini.

Sebagaimana, Allah SWT berfirman dalam Alquran:

وَالَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْ ۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۙ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ

Artinya: “Orang-orang yang merusakkan janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan (yakni, silaturahmi), dan mengadakan kerusakan di bumi.

Orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (neraka jahanam),” (QS. Ar-Ra’d: 25).

Rasulullah SAW juga menegaskan hal ini dengan sabdanya: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi),” (HR. Bukhari).

  1. Tindakan Mulia yang Menggugurkan Rasa Bersalah

Perbuatan salah yang dilakukan kepada orang lain akan menjadi beban yang terus memberatkan hati jika belum dimaafkan.

Perasaan bersalah pun akan terus menghantui.

Kaena termasuk penyambung dalam silaturahmi, Rasulullah SAW menunjukkan bahwa meminta maaf bukan sesuatu yang akan menghinakan, tapi merupakan tindakan yang amat mulia.

Sedemikian mulianya sehingga terbukanya pintu surga dan keterbebasan dari neraka sebagai ganjarannya.

Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang senang diberi lebih banyak rezeki dan umur panjang, maka dia harus menjalin hubungan baik (silaturahmi) dengan orang tua dan saudaranya,” (HR. Bukhari).

Dalam hadis tentang meminta maaf ini sangat berkaitan dengan terjalinnya hubungan silaturahmi.

Islam memberi pahala bagi orang yang mampu maaf memaafkan dengan hati ikhlas dan ringan. Perbuatan yang dipandang kecil namun sungguh dibutuhkan usaha yang besar.

Jadi, jangan enggan meminta maaf terlebih dulu jika kita memang ada salah.

Semoga bernanfaat,
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thoriq,
Waasalamu’alaikum Wr. Wb. (Red).

Advertisement

Postingan Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer Minggu ini

spot_img

Berita Terbaru