SiDOARJO, CNI – Pondok Sono (Ummul Ulum) merupakan salah satu pondok tertua di Sidoarjo, Jawa Timur, yang didirikan oleh Kiai Muhayyin. Menurut sumber yang diperoleh, Pindok Sono tersebut berdirinya sekira tahun 1750 an. Tidak jauh dari berdirinya Pondok Pesantren Al Hamdaniyyah (Pondok Panji) Buduran Sidoarjo yang berada di Desa Siwalanpanji, Buduran Sidoarjo.
Pondok Sono (Ummul Ulum) dengan pondok Panji (Al Hamdaniyah), kedua pondok tersebut memiliki hubungan kerabat dekat. Pondok Panji sendiri didirikan oleh K.H. Hamdani.
Pondok Sono saat itu menjadi pondok rujukan untuk menimba ilmu agama. Terdapat banyak yang mengatakan, bahwa zaman dulu santri yang belum pernah mondok menimba ilmu di Sono dikatakan belum lengkap ilmunya.
Tercatat beberapa ulama besar yang pernah menimba ilmu di Pondok Sono (Ummul Ulum) tersebut, diantaranya K.H. Hasyim Ashari pendiri NU, K.H. Manab pendiri Pondok Lirboyo, K.H. Usmas Jazuli pendiri Pondok Ploso Kediri dan sebagian besar ulama di Jawa Timur pernah mondok atau menimba ilmu di pondok pesantren ini.
Silsilah Pendiri Pondok Sono Buduran Sidoarjo
Beliau adalah Kiai Muhayyin, belakangan menjadi perbincangan di masyarakat setelah makamnya beliau diziarahi KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrahman bersama Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor kala itu.

Kedatangan Jenderal TNI AD yang juga alumni santri Pondok Buntet Cirebon itu tidak hanya berziarah tetapi mengizinkan Pemkab Sidoarjo untuk merevitalisasi komplek makam ulama Sepuh Sono yang masih merupakan keturunan Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon, Jawa Barat.
Pemkab Sidoarjo, berinisiatif bahwa komplek makam ulama sepuh Sono tersebut menurutnya akan dijadikan wisata religi Sidoarjo. Disana akan dibangun fasilitas wisata religi yang luas; pendopo makam, tempat wudhu, gasebo, parkir dan toilet serta fasilitas lainnya untuk kenyamanan bagi para peziarah.
Sebagai kota Santri, Sidoarjo memiliki banyak tokoh ulama sekaligus pejuang. Komplek makam ulama sepuh Sono ini salah satunya. Oleh karena, nantinya makam ini akan menjadi kawasan religi,” ungkap Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor.
Diketahui bahwa komplek makam ini, adalah makam Kiai Muhayyin pendiri Pondok Sono (Ummul Ulum) bersama istri dan dzurriyahnya (keturunannya) di antaranya Nyai Hj. Ashfiyah (istri), K.H. Abu Mansur, K.H. Zarkasyi, K.H. Said, KH. Ahmad, K.H. Ma’sum Ahmad dan beberapa dzurriyah lainnya.
Lantas siapa sebenarnya Kiai Muhayyin ?. Beliau adalah seorang ulama sekaligus pejuang yang sangat dihormati masyarakat Sidoarjo. Berikut ini penuturan K.H. Ahmad Chusaini salah satu dzurriyah Mbah Muhayyin dari jalur K.H. Abu Mansur
Silsilah mbah Muhayyin sambung sampai Sunan Gunung Jati. Beliau merupakan
ulama zuhud dan wara’, maka tak heran bila begitu banyak orang dan para tokoh ulama yang mengenang Mbah Muhayyin. Secara silsilah, nasabnya sambung sampai Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon. Berikut catatan garis sililah Kiai Muhayyin;
- Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati,
- Pangeran Pasarean M. Tajul Arifin,
- Panembahan Sendang Kemuning,
- Pangeran Mas Panembahan Ratu II,
- Pangeran Sedang Gayam Mande Gayam,
- Pangeran Karim Cirebon V Girilaya,
- Syarifah Khodijah Ratu Ayu Bangil,
- Sayyid Sulaiman Betek Mojoagung,
- Sayyid Ali Akbar Dresmo Surabaya,
- Sayyid Iskandar Taman Bungkul Surabaya,
- Zakiatus Shalihah,
- Rubaiah Arjosari Japanan,
- Kyai Muhayyin Sono Buduran Sidoarjo.
Pondok Pesantren Sono Sidoarjo, Tempat Mondok/Menimba Ilmu Ulama Besar
Pondok Sono saat itu menjadi pondok rujukan untuk menimba ilmu agama. Bahkan banyak yang mengatakan, zaman dulu santri yang belum pernah mondok di Sono dikatakan belum lengkap ilmunya.
Tercatat ulama besar yang pernah menimba ilmu di Pondok Sono, di antaranya K.H. Hasyim Asy’ari pendiri NU, K.H. Manab pendiri Pondok Lirboyo, K.H. Usmas Jazuli pendiri Pondok Ploso Kediri dan sebagian besar para ulama di Jawa Timur pernah mondok atau menimba ilmu di tempat ini.
Kiai Muhayyin Buyut K.H. Ali Masud (Mbah Ud Waliyulloh)
Mbah Muhayyin merupakan buyut dari Waliyullah Mbah Ud yang makamnya berada di komplek pemakaman umum Desa Pagerwojo Buduran, Sidoarjo.
“Mbah Ud sendiri keturunan ke 3 dari Mbah Muhayyin. Nasabnya K.H. Ali Masud bin K.H. Said bin K.H. Zarkasyi bin K.H. Muhayyin,” tutur K.H. Ahmad Chusaini keturunan K.H. Abu Mansur ketiga.
(Abdurrahman Tohir)