Jakarta, CNI – Pengamat politik Rocky Gerung menilai kata “bajingan” memiliki sejumlah makna yang telah berubah setiap zaman. Ia memberikan contoh makna kata tersebut dalam zaman Mataram.
Rocky, mengacu pada satu penelitian yang ditulis di National Geographic, menyebutkan arti kata bajingan pada masa Mataram.
Desanti Arumingtyas Dyanningrat dalam Perancangan Buku Nilai Sejarah dan Filosofi Mataram Islam pada Gerobak Sapi, menjelaskan “bajingan” memiliki akronim yang menyebut profesi yang baik dan dekat dengan Tuhan.
“Kata bajingan itu bahkan dianggap dulu sebagai di zaman Mataram itu justru apa ada orang yang udah riset ditulis di National Geographic, bajingan artinya orang yang dicintai Tuhan itu,” kata Rocky dalam pernyataannya, dikutip Liberte Suara, Selasa (1/8/2023).
Lebih lanjut, dalam penelitian Desanti membuktikan bahwa dalam kultur budaya Jawa kusir gerobak sapi disebut “bajingan”, singkatan dari bagusing jiwo angen-angening pangeran. Artinya adalah orang baik yang dicintai Tuhan.
Lebih lanjut, dosen ilmu filsafat itu mengatakan bahwa bajingan pada masa perang kemerdekaan merupakan pekerjaan yang sangat berjasa.
“Di zaman perang kemerdekaan pejuang kita disembunyikan di gerobak itu oleh para bajingan kan,” ujarnya, menambahkan.
Dalam etnolinguistik, Rocky menyebut bahwa kata bajingan merupakan istilah yang sangat bagus lantaran kata itu memperlihatkan adanya keakraban.
“Jadi kata bajingan itu kalau dimasukkan dalam etnolinguistik itu istilah yang bagus sebetulnya, istilah yang memperlihatkan ada keakraban,” ucap Rocky.
“Makanya saya ucapin itu, ‘bajingan itu presiden’,” pungkasnya.
Simak video pernyataan Rocky Gerung;