Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Dusun Alas Kemarong Desa Janteh Kwanyar

BANGKALAN, CNI – Pembangunan Masjid Ar Raudhah yang terletak di Dusun Alas Kemarong Desa Janteh Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan, ini secara geografis agak jauh dari pemukiman warga, namun demikian meski agak jauh dari pemukiman warga panitia optimis bahwa masjid ini akan menjadi marcusuar sentral syi’ar dakwah ummat antara Kwanyar dan Tanah Merah.

Pada peletakan batu pertama Masjid Ar Raudhah tersebut dihadiri oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Bangkalan, tokoh masyarakat sekitar dan Muspika Kecamatan Kwanyar, pada Minggu (2/10/2022).

Berorientasi pada hasanah dakwah islamiyah yang lebih luas, kiranya perlu adanya penengah yaitu tempat ibadah antara, sebagaimana yang di paparkan oleh ketua panitia pembangunan masjid Ar Raudhah.

“Alasan kami membangun masjid ini, adalah untuk meningkatkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kita dalam beribadah kepada Allah SWT, juga dengan jarak yang cukup jauh dari pemukiman masyarakat ini, maka Insyaallah akan menjadi hal yang positif.” Ucap Nur Fauzi

Selain itu ketua panitia pembangunan masjid menyampaikan, bahwa adanya pembangunan sarana ibadah masjid yang terletak ditengah-tengah ini menjadi penghubung antara dua Kecamatan yang bersebelahan.” Imbuh Nur Fauzi

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Ar Raudhah Dusun Alas Kemarong Desa Janteh Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan Oleh KH Makki Nasir Ketua PC NU Bangkalan. (02/10/2022).

Sementara itu, Ketua Tanfidiyah Pengururs Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Bangkalan menyampaikan, bahwa dengan adanya tempat peribadatan ini diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita, lebih-lebih dalam ibadah Ubudiyah kepada Sang Pencipta, Allah SWT. “Ucap KH Makki Nasir

“Diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Tentang ibadah Ubudiyah.

‘Ubudiyyah (penghambaan) yang bersifat umum dan khusus
Sama persis dengan istilah rububiyyah, istilah ‘ubudiyyah (penghambaan) juga memiliki dua pengertian.

Pertama, ‘ubudiyyah ‘ammah (عبودية عامة) atau ‘ubudiyyah yang bersifat umum. Maksudnya, semua makhluk adalah hamba Allah Ta’ala. Karena semua makhluk di alam semesta ini adalah milik Allah Ta’ala dan tunduk dengan taqdir dan ketetapan Allah Ta’ala. ‘Ubudiyyah jenis pertama ini mencakup hamba-Nya yang muslim dan kafir, hamba-Nya yang taat dan yang suka berbuat maksiat.

Misalnya adalah firman Allah Ta’ala,

إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا

“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Allah SWT yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.”

Kedua, ‘ubudiyyah khashshah (عبودية خاصة) atau ‘ubudiyyah yang bersifat khusus. ‘Ubudiyyah khusus ini hanyalah sifat bagi sebagian hamba Allah Ta’ala yang beriman saja dan melaksanakan penghambaan kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan syariatnya, dengan beribadah kepada Allah Ta’ala, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya secara ikhlas hanya untuk mengharap pahala Allah Ta’ala.

‘Ubudiyyah inilah yang Allah Ta’ala maksudkan dalam banyak ayat, misalnya,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

Kita berdoa memohon kepada Allah Ta’ala agar termasuk dalam hamba-Nya yang melaksanakan ‘ubudiyyah dengan memurnikan ibadah dan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi sega laranganNya.”Pungkas K.H Makki Nasir ketua PC NU dalam Sambutannya. (Rdi/Red).

Advertisement

Postingan Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer Minggu ini

spot_img

Berita Terbaru